TESTIMONIAL TERBAIK KAMI
Halo mas Bam..., saya Tama yang beli sarang cemara/sacem ( sampai 2 kalo lho saya belinya !!) dari Kutai. Saya ingin berbagi pengalaman, agar pengalaman saya berguna bagi pemilik RBW yang saat ini masih menemui hambatan, karena RBWnya belum ditempati walet secara maksimal.
** Kondisi sebelum saya pakai sarang cemara
Bangunan RBW saya dipinggir kabupaten Kutai, terdiri dari 6 lantai dengan luas masing – masing lantinya ± 480 m² , saat itu akhir tahun 2009 lantai dasar berisi ± 250 sarang dan lantai diatasnya berisi ± 100 sarang padahal RBW tersebut telah berdiri sejak 2004. Pada bulan September 2009 saya pesan 1000 biji sarang cemara (sekarang kok harganya naik mas ... ?) Saya pasang di lantai 3 dan 4 masing-masing 500 biji, saya pasang ecara bergerombol, masing-masing gerombolan 100 biji. Ternyata pada bulan Februari 2010 saya lihat dibawah sarang cemara tersebut banyak terdapat kotoran burung. Ada beberapa sarang cemara yang telah dilapisi liur walet tapi masih tipis. Lalu cepat saya ambil keputusan, langsung saya beli 1000 biji lagi dari mas Bam waktu itu. Saya pasang di lantai 5 dan 6 dengan cara yang sama. Hasilnya dibulan April 2010 lantai 5 dan 6 juga tampak kotoran – kotoran burung di bawah gerombolan sarang cemara tersebut.
** Kondisi sekarang dan setelah memakai sarang cemara
Bulan Agustus 2011 saya lihat 75% dari sacem tersebut telah terpakai mas dan rencana akan saya panen lalu saya tempelkan di sirip – sirip yang lain secara merata, agar membentuk koloni – koloni baru ( Sarangnya mas ... benar apa tidak rencana tersebut? )
Kesimpulan saya :
- Sacem tersebut sangat membantu anak-anak walet dan memberi kemudahan di dalam proses belajar membangun sarangnya sehingga tidak berpindah ke RBW tetangga.
- Sacem sebaliknya akan mengundang anak-anak walet tetangga untuk bersarang di RBW kita.
Terima kasih mas bam, ini juga saya sedang bangun RBW lagi, tentunya saya tidak akan melupakan produk anda. Salam TamaTESTIMONIAL KAMI YANG LAINNYA
KUALITAS BINTANG LIMA, HARGA KAKI LIMA
Rumah walet kami di Sampit dan terletak di daerah terpencil seluas 480m² ; 4 lantai, terdapat 2800 biji sarang walet. Untuk mencapai rumah tersebut kami harus menggunakan speedboat selama 2 jam. Kesulitan kami adalah pada saat panen, walet yang sedang bertelur atau beranak, tidak dapat kami panen. Kami coba dengan menggantikan sarang walet tersebut yang sedang ada telor dan beranak dengan sarang walet imitasi berbahan plastic atau kardus, tetapi hasilnya selalu saja ditinggalkan oleh indukannya. Lalu kami searching di internet dan menemukan sarang imitasi berbahan daun cemara asli. Hasilnya cukup menggembirakan, 99 % sarang imitasi yang kami gunakan tetap dipakai oleh indukan untuk mengerami telur – telurnya dan membesarkan anak – anaknya. Setelah anak – anaknya terbang, sarang imitasi tersebut dilapisi dengan liur walet asli.
Produk yang sangat memberi solusi. Kualitas BINTANG LIMA !!!!
( H.Sadeli, Sampit )
Perkenankan kami berbagi ilmu dan pengalaman keberhasilan kami mengembangkan gedung Walet di Negara, Bali. Gedung walet kami semula 1 lantai, tinggi 6 meter dan luas 36 m² berisi 500 biji sarang walet dan beberapa ( sedikit ) biji sarang seriti. Kami memperluas gedung tersebut dengan bagunan seluas 80 m² ; 2 lantai dan ada jendela / pintu tembusan. Yang kami heran, sudah empat tahun bangunan tersebut kosong walaupun sudah kami beri bau – bauan walet dan kotoran walet. Seriti pun tidak mau bersarang di dalam gedung tersebut.
Salah satu teman kamu pak Jimmy , pakarnya walet ( kami angkat topi pada beliau ) mengenalkan sarang imitasi berbahan daun cemara asli, kami langsung mencobanya, 400 biji kami pasang di lantai 1 dan 400 biji di lantai 2. Hasilnya , sekarang ( setelah 1 tahun sarang imitasi tersebut terpasang ), di lantai 1 ada 78 biji sarang lapis dan 243 sarang lapis di lantai 2. Terima kasih Tuhan dan pak Jimmy.
( Ketut – Negara )
Saya seorang petani pemula di Jawa Tengah yang memiliki bangunan untuk walet 2 lantai dengan ukuran 2lt / 6 m x 10 m x 3 m ( p x l x t ).
Pada tahun 2007 terdapat 15 biji sarang seriti ( 48 ekor burung ) dan saya lakukan “ ganti telor” dari telor seriti ke telor walet. Tidak lupa saya pakai / pasang 50 sarang palsu yang terbuat dari plastic dan kain / kapas. Pada pertengahan tahun 2008 saya hitung sarang seriti bertambah dari 9 biji menjadi 24 biji dan tidak ada sarang walet atau sarang lapis sama sekali. Sejak bulan Oktober 2008 saya memasang sarang walet imitasi berbahan baku daun cemara asli sebanyak 150 biji dan terus saya lakukan ganti telor pada 2 biji sarang seriti. LUAR BIASA HASILNYA !!! Pada bulan Januari 2009 di bawah sarang imitasi berbahan daun cemara asli terdapat kotoran burung tetapi belum ada sarang lapis. Dan baru pada bulan Mei 2009 telah terbentuk sarang lapis sebanyak 54 biji. Dari bulan Desember 2009 lebih menakjubkan lagi karena sarang lapis meningkat menjadi 98 biji. Semua sarang yang dipakai oleh anakan walet adalah sarang imitasi yang terbuat dari daun cemara asli.
( Dwi – Grobogan )
Kami memiliki gedung walet 3 lantai masing” tingginya 2,5 m dan p x l = 28 x 8 m, di sebuah desa pinggiran hutan jati kabupaten Bojonegoro. Sewaktu kami membelinya pada tahun 2005, gedung tersebut berisi 4 biji sarang seriti dan 170 biji sarang walet. Menuruti anjuran seorang teman, kamu pasang tweeter khusus bersuara anak walet dan 600 biji sarang imitasi berbahan baku daun cemara dari Joshucca Walet dan saya pasang di sekitar tweeter, tersebar merata di ruangan gedung tersebut. Karena jalan menuju lokasi rusak berat, gedung tersebut kami biarkan tertutup selama 3 tahun. MENCENGANGKAN HASILNYA !!! , sewaktu saya buka dan lihat gedung tersebut pada bulan Januari 2009, terdapat 290 biji sarang walet asli dan 570 biji sarang imitasi yang telah dilapisi liur sarang walet.
Yang jadi pertanyaan kami, apa yang menyebabkan populasi burung walet tersebut meningkat sangat tajam ? Tweeter khusus atau sarang walet yang terbuat daru daun cemara asli ?
( H. Candra – Cepu )